Minggu, 19 Februari 2012

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak usia dini

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian digolongkan menjadi dua kelompok, antara lain:
A Faktor-faktor pada anak
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi dan membentuk kepribadiannya adalah sebagai berikut :
Keadaan fisik anak, keadaan fisiologis, ketangkasan motorik, keadaan mental dan emosionalitas seseorang mempengaruhi sifat-sifat dan tingkah lakunya. Pola kepribadiannya pada setiap tahap perkembangan dipengaruhi oleh berbagi aspek konstitusi umum. Sebagai seorang individu dengan konstitusi tubuhnya ia mempengaruhi orang lain. Sebaliknya orang lain juga mempengaruhi dirinya, yaitu ketika terlihat reaksinya bila ia menyadari pandangan orang lain terhadap dirinya. Seorang anak yang menderita kelainan jantung, keadaan fisiknya mungkin lemah. Keadaan konstitusi badan yabg kurang menguntungkan perkembangan fisik, mengakibatkan orangtua dan orang lain di sekitarnya penuh perhatian. Sikap penuh perhatian ini menyebabkan anak menguasai orangtua dan orang lain.


2. Struktur tubuh dan keadaan fisik
Seorang anak yang kuat  dan sehat lebih beruntung dibandingkan dengan anak yang kecil dan "ringkih", ia dapat lebih banyak mengikuti aktifitas-aktifitas sesuai dengan tahap perkembangannya. Kegiatn-kegiatan tersebut memberikan pengalaman baginya yang merupakan modal dasar bagi perkembangannya.
Seorang anak yang terlalu kurus, terlalu gemuk, terlalu tinggi atau terlalu pendek tubuhnya, oleh teman-teman yang mempunyai struktur tubuh yang normal, kurang lebih sama dan merata, dianggap sebagai penyimpangan. Merka yang struktur badannya lebih atau kurang dari temannya, akan menjadi obyek gangguan dan cemoohan teman-teman, hal yang mana mempengaruhi pembentukan sikap dan kepribadiannya. Keadaan fisik anak juga mempengaruhi sikap orangtua terhadap anak. Sikap dan harapan orangtua mengenai anaknya turut pula berpengaruh. Seorang anak yang fisiknya berkembang dengan baik, diharapkan sanggup bertingkah laku dengan cara yang lebih matang daripada semestinya. Anak yang kecil dan mungil akan sangat dilindungi oleh seorang ibu yang cemas dan bersemangat. Ibu tersebut akan menolak memberi kebebasan kepada anaknya dalam kegiatan yang mungkin diperbolehkan bagi anak-anak yang lebih besar tubuhnya. Bahkan sering pula anak setelah mencapai ukuran normal, masih diperlakukan dengan perhatian penuh perlindungan dan pembatasan aktifitas, karena ibunya masih terpengaruh oleh kenangan akan masa kecilnya si anak dan "keringkihannya" pada masa itu.
Beberapa sikap yang terbentuk pada masa kanak-kanak, akan menetap terus walaupun sudah tidak alasan untuk mempertahankan sikap-sikap tersebut : cacat tubuh, misalnya : bentuk tubuh, kesulitan pendengaran, alergi, konstitusi yang lemah, bisanya mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhdap kecenderungan anak. Akhirnya anak akan memperlihatkan cara bertingkah laku yang tidak diinginkan, misalnya terlalu agresif, cepat marah, emosi yang berlebih-lebihan atau malu.
Sikap teman-teman terhadap dirinya dan penyimpangan fisiknya, akan mempengaruhi sejauh mana anak akan memperlihatkan sifat-sifat yang timbul sebagai reaksi terhadap cacat tersebut.

3. Koordinasi Motorik
Biasanya anak senang ikut dalam kegiatan yang meliputi kekuatan dan koordinasi motorik, dan ingin menonjol pada aktifitas itu. Ia akan dikagumi bila dapat melebihi teman-temannya dalam suatu kegiatan tertentu. Apabila prestasinya terlalu tinggi melewati teman-teman, ia akan menjadi obyek kedengkian teman-temannya yang sebaya. Dengan prestasi yang jauh melebihi teman sebaya, ia mungkin memasuki kelompok teman yang lebih tua dan terpaksa bersaing dengan teman-teman yang lebih tua, yang tidak dapat menerima kekurangannya pada aspek-aspek lain. Karena ia ditolak baik oleh sekelompok yang sebaya maupun yang lebih tua, maka ia akan berusaha menindas anak yang lebih muda, yang tidak berani menolak karena takut. Anak yang lebih lemah dari rata-rata dan yang koordinasi motoriknya juga kurang dari rata-rata, akan bersifat mal, takut atau mengalami frustasi. Hal ini sering kita temukan pada anak-anak yang tidak diperbolehkan ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang umum bagi usiaya, karena orangtuanya jika anaknya akan mengalami kekecewaan.

4. Kemampuan mental dan bakat khusus
Seorang yang waspada dapat menyesuaikan diri lebih mudah kepada lingkungan dan pada aturan sosial dibandingkan dengan mereka yang lamban. Seorang anak yang pandai, pada umur yang muda sudah dapat mengenal hubungan antara dirinya dan benda-benda di lingkungannya. Sesuai dengan cara bagaimana anak sejak kecil dianjurkan untuk mengadakan penyesuaian yang tepat, yang seimbang dengan masa kematangan dan tuntutan yang dihadapinya.(to be cont)


Pendidikan dan latihan profesi Guru
Univ. Makassar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Drop the text here and
Do not copy without permission by Arza-mee'

Protected by Copyscape Online Plagiarism Tool
Protected by Copyscape Online Plagiarism Toolion-contents>