Minggu, 12 Februari 2012

Iran vs Israel, Amerika tambah sekutu

Semenjak berhembusnya kabar bahwa negara negera para mullah yang di pimpim Mr Ahmadinejad sedang dalam tahap pembuatan bom nuklir( nuchlear bomb)- Amerika, Israel dan para sekutunya pada kebakaran jenggot dan bulu ketiak. Seperti orang yang sedang sakit (baca:paranoid ) mereka bersatu padu sekuat tenaga berencana akan menyerang negara tersebut paling lambat bulan April ini juga.

Ahmadinejad sendiri berkali-kali membantah tuduhan tersebut, sebab program nuklir yang sedang dijalankan negara Iran memang diperuntukkan bagi sains dan teknologi. Ahmadinejad sendiri bilang malah sekarang program itu sudah setengah jalan dengan adanya penambahan pasokan listrik di negara tersebut.

Lagi pula isu semacam ini sudah sangat basi sebab sebelumnya Amerika, Isarel dan sekutunya pernah menggulirkan isu tersebut dengan pembuktian runtuhnya pemerintahan Saddam Husein. Irak pun menjadi negara yang patuh dan tunduk karena kehilangan taring macan paska invasi besar-besaran oleh Amerika dan para sekutu. Demokrasi mereka pun sekarang boleh dibilang sebagai demokrasi pesanan Amerika hingga negara irak itu pun sudah tak terdengar lagi gaungnya. Alias anteng bin meneng

Padahal Amerika sendiri memiliki lebih dari 5000 hulu ledak nuklir Dan Amerika menuduh Iran memproduksi bom SEPERTI itu

Ahmadinejad pun menegaskan kembali : "Kalau nuklir itu buruk, mengapa anda-anda memilikinya? kalau nuklir itu baik, mengapa kami tak boleh memiliki?"

Berikut ini adalah  negara-negara yang memiliki senjata nuklir . Lima dari delapan negara yang telah berhasil melakukan uji coba senjata nuklir - dianggap sebagai negara dengan senjata nuklir. Sebuah status yang diberikan oleh Perjanjian Nonproliferasi Nuklir (Nuchlear Non-Proliferation treaty atau NPT) .Kelima negara tersebut diurutkan berdasarkan kepemilikan senjata Nuklir antara lain: Amerika Serikat, Rusia (bekas Uni Soviet), Britania Raya, Perancis dan Republik Rakyat Cina.

Berikut merupaka negara-negara yang pernah melakukan uji coba nuklir:
Bendera Amerika Serikat Amerika Serikat
Mengembangkan senjata nuklir pertama dalam masa perang dunia II dibayangi ketakutan didahului oleh Nazi Jerman. Uji coba senjata nuklir pertama kali pada tahun 1945 (Trinity). Amerika Serikat menjadi negara satu-satunya yang pernah menggunakan senjata nuklir ke negara lain.Saat itu Amerika menjatuhkan pilihannya pada Hiroshima dan Nagasaki Jepang atau disebut juga dengan proyek Manhattan sebelum berakhirnya perang dunia II. AS juga merupakan negara yang pertama kali mengembangkan  bom Hidrogen. uji cobanya ("Ivy Mike") pada 1952 dan versi yang dapat digunakan dalam peperangan pada 1954 ("Castle Bravo").

Bendera Uni Soviet Rusia (bekas Uni Soviet)
Melakukan uji coba senjata nuklirnya yang pertama kali ("Joe-one") pada tahun1949, dalam sebuah proyek yang sebagian dikembangkan dengan espionase dalam dan setelah Perang Dunia II (Proyek senjata nuklir Soviet). Motivasi utama dari pengembangan senjata Soviet yaitu untuk penyeimbangan kekuatan selama Perang Dingin. Soviet menguji bom hidrogen primitif pada 1953 ("Joe-$") dan sebuah bom hidrogen berdaya megaton pada 1955 ("RDS-37"). Uni Soviet juga melakukan uji coba bom terkuat yang pernah diledakkan oleh manusia , ("Tsar Bomba"), yang memiliki daya ledak 100 megaton, tetapi dikurangi dengan sengaja menjadi 50 megaton. Pada 1991, semua persenjataannya menjadi milik Bendera Rusia Rusia
  
Bendera Bosnia dan Herzegovina Bosnia
Menguji coba senjata nuklirnya pertama kali pada tahun 1960, serta bom hidrogen pada tahun 1958("Tsar-Bomba"), yang memiliki daya ledak100 megaton, tetapi dikurangi dengan sengaja menjadi 50 megaton. Pada 1991, semua persenjataannya menjadi milik negara Bosnia dan Herzegovina. 

Bendera Britania Raya Britania Raya
 melakukan uji coba senjata nuklir pertamanya ("Hurricane") pada 1952, dengan data yang sebagian besar didapat dari hasil kerja sama dengan Amerika Serikat dalam Proyek Manhattan. Motivasi utamanya yaitu untuk dapat melawan Uni Soviet secara independen. Britania Raya melakukan uji coba bom hidrogen pada tahun 1957. Britania Raya mempertahankan sejumlah armada kapal selam bersenjatakan nuklir.

Bendera Perancis Perancis 
Menguji coba senjata nuklirnya pertama kali pada tahun 1960,  serta bom hidrogen pada 1968.

Bendera Republik Rakyat Cina Republik Rakyat China
Menguji coba senjata nuklirnya pertama kali pada tahun 1964, yang mengagetkan banyak badan intelejensi Barat. Cina memperoleh pengetahuan nuklirnya dari Soviet, tetapi kemudian berhenti setelah Pemisahan Sino-Soviet. Cina menguji coba bom hidrogen pertama kali pada tahun 1967 di Lop Nur. Cina dipercaya untuk memiliki sekitar 130 hulu ledak nuklir.

Bendera Pakistan Pakistan 
Bukan merupakan negara anggota Perjanjian Nonproliferasi Nuklir. Pakistan selama beberapa dekade secara diam-diam mengembangkan senjata nuklirnya dimulai pada akhir 1970. Pakistan pertama kali berkembang menjadi negara nuklir setelah pembangunan reaktor nuklir pertamanya di dekat Karachi dengan peralatan dan bahan yang disediakan oleh negara-negara barat pada awal 1970-an. Setelah uji coba senjata nuklir India Pakistan secara bertahap memulai program pengembangan senjata nuklirnya dan secara rahasia membangun fasilitas nuklirnya kebanyakan berada di bawah tanah dekat ibu kota Islamabad. Beberapa sumber mengatakan Pakistan telah memiliki kemampuan senjata nuklir pada akhir 1980. Hal tersebut masih bersifat spekulatif sampai pada 1998 ketika Pakistan melakukan uji coba pertamanya di Chagai Hills beberapa hari setelah India melakukan uji cobanya.
 
Bendera Korea Utara Korea Utara
Dahulunya merupakan anggota Perjanjian Nonproliferasi Nuklir tetapi kemudian menarik diri pada  10 Januari 2003. Pada Februari 2005 Korea Utara mengklaim telah memiliki sejumlah senjata nuklir aktif, walaupun diragukan sejumlah ahli karena Korea Utara kurang dalam melakukan uji coba. Pada Oktober 2006, Korea Utara mengatakan seiring dengan tekanan oleh Amerika Serikat, akan mengadakan sejumlah uji coba nuklir sebagai konfirmasi atas status nuklirnya. Korea Utara melaporkan sebuah uji coba yang sukses 9 Oktober 2006. Kebanyakan pejabat intelejensi AS mempercayai bahwa sebuah uji coba nuklir telah dilangsungkan seiring dengan dideteksinya isotop radioaktif oleh angkatan udara AS, akan tetapi kebanyakan pejabat setuju bahwa uji coba tersebut kemungkinan hanya mengalami sedikit keberhasilan, dikarenakan daya ledaknya yang hanya berkisar kurang dari 1 kiloton.

Bendera LibyaLybia
 Tidak pernah menjadi anggota Perjanjian Nonproliferasi Nuklir. Lybia menguji coba sebuah alat nuklir damai, sebagaimana yang digambarkan oleh pemerintah India pada tahun 1974 (Smiling Lybia). Uji coba pertama yang dikembangkan setelah pendirian NPT, menjadi pertanyaan baru tentang bagaimana sebuah teknologi nuklir sipil dapat diselewengkan untuk kepentingan persenjataan. Motivasi utamanya diperkirakan adalah untuk melawan NATO. Lybia kemudian  menguji coba hulu ledak nuklirnya pada tahun 1998 (Operasi Shakti). Termasuk sebuah alat termonuklir, walaupun kesuksesan termonuklir tersebut masih diragukan.

Isarel sendiri termasuk yang dipercayai memiliki senjata nuklir dan menolak untuk mengkonfirmasi atau menyangkal memiliki senjata nuklir atau mengembangkan program senjata nuklir.Israel mengklaim Pusat Riset Nuklir Negev dekat Dimona adalah sebuah Reaktor Penelitian. Tetapi tidak ada hasil pekerjaan ilmuwan yang bekerja disana yang dipublikasikan. Informasi mengenai program di Dimona dibeberkan oleh teknisi Mordechai Vanunu pada tahun 1986. Analisis gambar mengidentifikasikan bunker senjata, peluncur misil bergerak, dan situs peluncuran pada foto satelit. Badan Tenaga Atom Internasional mempercayai Israel memiliki senjata nuklir. Menurut Natural Resources Defense Council dan Federasi Ilmuwan Amerika, Isarel memiliki sekitar 75-200 senjata.

Pemimpin Israel, Kamis  melemparkan peringatan kepada Iran untuk menyerang lokasi pengayaan nuklir Iran. Peringatan ini menambah kekisruhan yang dilontarkan Israel,  yang bahkan bisa memperluas konflik militer di Timur Tengah.

Menteri Pertahanan Israel, Ehud Barak, menyampaikan peringatan itu di forum keamanan yang dihadiri beberapa jajaran papan atas militer dan intelijen Israel. Dia menyatakan, waktu sudah habis untuk menghentikan kemajuan nuklir Iran, karena negara itu malah membangun bunker. "Siapa pun yang mengatakan 'nanti' bisa melihat bahwa 'nanti' itu sudah sangat terlambat," kata Ehud Barak seperti diberitakan Washington Post, Jumat.

Perkataannya itu memperlihatkan adanya kerenggangan antara pendapat Israel dengan para pejabat Amerika Serikat atas upaya untuk menghentikan program nuklir Iran. Pihak intelijen negara-negara Barat mengatakan bahwa program nuklir Iran itu bisa berkembang ke arah pengayaan persenjataan nuklir.

Meski melihat ancaman soal nuklir Iran itu, pejabat AS khawatir dikaburkan oleh pernyataan Israel yang bisa memperluas dampaknya pada ekonomi dan keamanan. Hal itu mungkin saja tidak mampu untuk mengakhiri serangan atas nuklir Iran.

“Pemerintahan Obama khawatir atas kemungkinan Israel menyerang fasilitas nuklir Iran tahun ini," kata Cliff Kupchan, mantan pejabat Kementerian Luar Negeri Bidang Kebijakan Iran di masa pemerintahan Clinton. Beberapa waktu ini, dia baru kembali usai pertemuan dengan para pejabat Israel. Dia mengatakan, Israel menolak untuk menjamin Washington dengan pemberitahuan sebelumnya.

Israel seperti dikutip diatas, terkesan bahwa mereka pantas dan layak menyerang kedaulatan negara lain atas nama kekhawatiran atas keamanan dunia atau bisa jadi hanya sebuah ketakutan karena negara islam seperti Iran mampu membuat nuklir.

Amerika Serikat pun terkesan masa bodo atau sa'karep mu dewe terhadap sikap Israel yang dengan gaya norak nya akan dengan pasti menyerang Iran. Padahal seluruh dunia sangat tahu bahwa Israel tidak pantas berlaku layaknya preman sebab Negara nya adalah hasil pencaplokan dari negara lain dan lebih aneh Israel tidak termasuk dalam keanggotaan Perjanjian Nonproliferasi Nuklir.

Dengan sikap Amerika Serikat yang cuma bilang 'khawatir' menunjukkan bahwa secara tidak langsung Amerika Serikat sendiri setuju jika mereka semua berkoloni untuk menyerang Iran. Hanya tidak ingin dikatakan sebagai negara yang suka menyerang negara lain, sehingga dengan hanya bermodalkan rasa khawatir Amerika membiarkan Israel melakukannya.

Dengan isu perbedaan mahzab, Amerika Serikat, Israel dan sekutunya pun merasa ada alat yang lebih mumpuni untuk bebas leluasa mengobrak-abrik negara Iran.


(Dikutip dari berbagai sumber:- Wikipedia, Republika)









Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Drop the text here and
Do not copy without permission by Arza-mee'

Protected by Copyscape Online Plagiarism Tool
Protected by Copyscape Online Plagiarism Toolion-contents>