Senin, 04 November 2013

Spam di inbox Facebook

Hi, I am Monica. (Monab05@hotmail.com)

My dear, How are you! Hope you are fine and in perfect health condition. i went through your profile and took interest in you please if you dont mind i will like you to write to me on this ID (Monab05@hotmail.com). i wish to hear from you because i have something very important to share with you. Please dont reply me here in facebook. Please try and write me in my private email box. If your interested to hear the important thing that i want share with you (Monab05@hotmail.com) I wil be expecting your quick response, until then Do take care of your self and have a nice day.

Thanks
Yours Monica

I got such any messages many time. It's suck to know what in their mind send  a random inbox to someone exactly they dont know. And another one..

I am interested in You,
Hello Dear,,
My name is Mercy and i am average in heightand fair in complexion, i am a loving, romantic and caring angel. I read your profile at facebook.com as i was browsing for friend, truly is quite interesting to me then i decide to contact you. I really want to have a good relationship with you. Moreover i love what i see in your profile so you can reach me through my email (mercykramoh104@hotmail.com) so that i will send my beautiful picture to you and also tell you more about my self. I know age will not be a bearer to our relationship, what i need is just your love and caring and i will give you my best, have a nice day and stay blessed,

With Love
Miss Mercy

Trus ada lagi dari seseorang, yang semuanya ga kita kenal atau tidak ada pertemanan dengan kita di facebook. Contoh: My name is Zimy Nawy and bla bla, Mabel Benson1@Hotmail.com, Abdou Mboup (Ribet banget).

Dari kata-kata yang mereka utarakan di email tersebut, semuanya serupa meski tak sama. Entah apa yang mereka pikirkan. mengirim pesan ke seseorang yang jelas-jelas bukan teman atau family sekalipun. Pesan nya pun terdengar akrab dan SKSD (so kenal so dekat). Dan meski mereka rata-rata perempuan tapi mereka tidak segan-segan mengirim ke perempuan juga dan  menggunakan kata-kata yang seperti ditujukan ke seorang sahabat atau pacar. So, What the he** is this?

Hmm, ga mo ribet dari messages seperti itu. Yang jelas, ga perlu ditanggapi atau apalagi dibalas. Sebab yang begini ini biasanya ga jauh-jauh dari nipu or Les** club. Jadi, spam-spam in aja dech...

Tapi sekarang, spam model begini bisa langsung terlacak oleh facebook dengan tulisan,

'This message is no longer available because it was identified as abusive or marked as spam.'

Siip deh!!  :)







Sabtu, 05 Oktober 2013

Walking In The Jungle















♫ Let's take a walk in the jungle.
Walking in the jungle. Walking in the jungle. [Pretend to move tree branches out of your way as you walk in place.]
We're not afraid. We're not afraid. [Cross your arms in front of your body and shake your head "no".]
Walking in the jungle. Walking in the jungle. We're not afraid. We're not afraid.
One step. Two steps. Three steps forward. [Take three steps forward.]
One step. Two steps. Three steps back. [Take three steps back.]
Stop. [Place both hands out in front of you.]
Listen. [Hold your hand to ear.]
What's that? [Shrug your shoulders and look around.]
It's a frog! [Frog gesture.] 
We're not afraid! [Cross your arms in front of your body and shake your head "no".]

Let's stomp.
Stomping in the jungle. Stomping in the jungle. We're not afraid. We're not afraid.
Stomping in the jungle. Stomping in the jungle. We're not afraid. We're not afraid.
One step. Two steps. Three steps forward.
One step. Two steps. Three steps back.
Stop. Listen. What's that?
It's a monkey! [Monkey gesture.]
We're not afraid!

Let's jump.
Jumping in the jungle. Jumping in the jungle. We're not afraid. We're not afraid.
Jumping in the jungle. Jumping in the jungle. We're not afraid. We're not afraid.
One step. Two steps. Three steps forward.
One step. Two steps. Three steps back.
Stop. Listen. What's that? 
It's a toucan! [Toucan gesture.]
We're not afraid!

Let's skip.
Skipping in the jungle. Skipping in the jungle. We're not afraid. We're not afraid.
Skipping in the jungle. Skipping in the jungle. We're not afraid. We're not afraid.
One step. Two steps. Three steps forward.
One step. Two steps. Three steps back.
Stop. Listen. What's that?
It's a tiger! [Tiger gesture.] 
RUN![Run away!] ♫

Super Simple songs

Jumat, 27 September 2013

Totto-Chan

Gadis Cilik di Jendela

Ibu guru menganggap Totto-Chan nakal, padahal gadis cilik itu hanya punya rasa ingin tahu yang besar. Itulah sebabnya ia gemar berdiri di depan jendela selama pelajaran berlangsung. Karena para guru sudah tak tahan lagi, akhirnya Totto-Chan dikeluarkan dari sekolah.

Mama pun mendaftarkan Totto-Chan ke Tomoe Gakuen. Totto-Chan girang sekali, di sekolah itu para murid belajar di gerbong kereta yang dijadikan kelas. Ia bisa belajar sambil menikmati pemandangan luar gerbong dan membayangkan sedang melakukan perjalanan. Mengasyikkan sekali, kan?

Di Tomoe Gakuen, para murid juga boleh mengubah urutan pelajaran sesuai keinginan mereka. Ada pula yang memulai hari dengan belajar fisika, ada yang mendahulukan menggambar, ada yang ingin belajar bahasa dulu, pokoknya sesuka mereka. Karena sekolah itu begitu unik, Totto-Chan pun merasa kerasan.

Walaupun belum menyadarinya, Totto-Chan tidak hanya belajar fisika, berhitung, bahasa, dan lain-lain di sana. Ia juga mendapatkan banyak pelajaran berharga tentang persahabatan, rasa hormat dan menghargai orang lain, serta kebebasan menjadi diri sendiri.










The Amazing Power of Doa

Cara Ampuh Mewujudkan Apa pun yang Anda Idamkan

Siapa lagi yang ingin sehat dan sukses? Berdoalah!
Jutaan mukmin dari masa ke masa telah
membuktikan bahwa doa adalah senjata ampuh mereka. Bahkan, menurut nabi, hanya doa yang dapat mengubah takdir.

Sudah terlalu banyak orang berdoa tapi doa mereka tidak mendapatkan jawaban. Anda juga pernah mengalaminya, bukan? Mengapa bisa begitu?
Karena kebanyakan orang tidak tahu apa yang mereka idamkan (dream).
Kalaupun tahu, mereka tidak yakin bisa mendapatkan impian itu.

Buku ini berhasil meyakinkan kita secara ilmiah dan teologis mengapa kita mesti berdoa, apa rahasia kekuatan doa hingga di sebut-sebut dapat mengubah takdir, dan bagaimana cara berdoa yang benar sehingga benar-benar mampu mewujudkan sukses besar: sehat, makmur, dan teguh iman.

Syed Ahmes Hulusi- kelahiran Istanbul, 1945- adalah filsuf muslim terkemuka di Turki saat ini. Lebih dari 30 karyanya sudah terbit dan terjual lebih dari satu juta kopi, dan sembilan diantaranya sudah diterjemahkan ke
berbagai bahasa.

Dr. Amr Khalid- kelahiran Alexandria, 1967- adalah motivator muslim yang disebut-sebut sebagai "the world's most famous and influential Muslim televangelist" (versi the new york Times) dan salah satu orang berpengaruh di dunia (versi majalah time). Karya-karyanya banyak diminati, di antaranya: Meminta dan Mencintai dan Kangen Sama Rasul.



Dajal dan simbol Setan




Dalam Hadist shahih, Rasulullah S.A.W bersabda bahwa di antara beberapa tanda datangnya hari kiamat adalah munculnya Dajal (al-masih ad-Dajal) dan keluarnya binatang melata besar dari dalam bumi- dabbatan minal ardhi. (HR Bukhari dan Muslim serta Ashabus-Sunan). 

Dalam buku ini dibahas secara rinci bahwa penafsiran tentang "binatang melata besar yang keluar dari dalam bumi" -seperti disebutkan dalam Al-Quran surat an-Naml:82- adalah gerakan bawah tanah yang disebut zionisme, suatu gerakan kolaborasi rahasia yang ditata dengan rapi dan profesional, yang dimotori, disponsori, dan diaktorintelektuali oleh Dajal dan setan. Target mereka khususnya adalah menjauhkan umat islam dari nilai syariat Islam, sehingga umat menjadi kafir- yang merupakan umat mayoritas di dunia- juga umat agama agama lainnya pada umumnya. Dengan gerakan zionismenya, Djal menyusupi tatanan nilai-nilai kehidupan norma agama umat beragama- yang universal- kemudian diganti dengan "baju" globalisasi, keterbukaan, demokrasi, HAM, dan sebagainya.

Sebuah buku yang sangat penting bagi umat untuk mengetahui dan menelaah sepak terjang dan bahaya paham Dajal melalui gerakan zionismenya. Sebuah buku "pembongkaran" konspirasi global program Dajal beserta setan dalam proyek pengafiran globalnya.


Lipatan Origami' Sederhana



'Cute Dog'



Berbagai Sumber

Mr Badut II


Melukis dengan Lilin

Persiapkan Alat-alat

1. Kertas HVS bergambar (Gambar bebas, contoh balon)
2. Krayon
3. Korek Api
4. Lilin

Caranya:

1. Warnai gambar balon (warna-warni)

2. Setelah selesai dengan warna dasar warna warni, di warnai kembali warna hitam.

3. Gunting gambar balon yang telah di warnai.

4. Terakhir teteskan lilin yang telah menyala secara acak agar membentuk polkadot

5. Setelah itu, copot semua tetesan lilin yang telah mengering.

Lukisan bentuk balon ini bisa di kreasikan menjadi balon 3 dimensi dengan membuat cetakan balon untuk sisi satunya dari kertas lain seperti kertas manila. Lem bagian pinggirnya (Bisa dengan double-tape). Lalu masukkan koran ke dalamnya. Terakhir hias dengan pita di bagian bawahnya.



Selamat mencoba!!



Arza-Mee' dan Berbagai sumber



Mr Badut

Bahan-bahan :


  1. Kardus susu bekas
  2. Kertas kado bekas
  3. Kertas Asturo
  4. Gunting 
  5. Spidol 
  6. Lem/ doubletape
  7. koran bekas 

Cara Membuatnya :

  1. Buat Pola baju badut  (kertas kado) depan belakang, setelah selesai direkatkan dengan doubletape dan disisakan lubang untuk memasukkan koran bekas didalamnya untuk membentuk efek gendut
  2. Buat wajah (kardus susu)
  3. Buat rambut, sepatu , jari, mulut dan hidung (asturo hitam/ bebas)
  4. Lalu tempel bagian  kepala, jari, sepatu, mulut, hidung dan rambut

Good luck


Si Yellow Sponge Bob



Bahan-bahan :

  • Kardus susu bekas 
  • Lem
  • Spidol
  • Karton Asturo
  • Gunting

Cara Membuatnya :

  1. Gunting Asturo warna  sesuai dengan contoh sponge bob masing-masing buat 2 untuk sisi berbeda (depan belakang)
  2. Potongan-potongan kertas yang sudah digunting di lem dan di satukan hingga mirip sepertiaslinya
  3. Gunakan kardus bekas sebagai badannya
  4. Diberi tali agar mudah digantung / Direkatkan dengan solatip 



Tanah Abang dari Phoa Bing Ham ke Justinus Vinks


Ketika kobaran api tanpa mengenal ampun melalap lebih dari lima ribu kios di Pasar Tanah Abang, Jakarta, awal 2003 para petugas mengalami kesulitan untuk memadamkannya. Bukan saja seluruh hidran di pasar berlantai empat itu tidak berfungsi, puluhan mobil pemadam kebakaran juga tidak dapat mengambil air dari Kali Krukut di belakang pasar. Kali ini sudah dipenuhi lumpur dan berbagai kotoran. Ketika disedot, yang masuk ke pompa-pompa bukannya air, tapi kotoran dan plastik. Ini menunjukkan, bahwa sungai-sungai di Jakarta yang masa VOC dijuluki sebagai kota air, kini tercemar dan berubah fungsi.

Padahal pada tahun 1648, Kapiten Cina, Phoa Bing Ham, telah membuat terusan (kanal) dengan menyodet Kali Hayam wuruk/ Gajah Mada). Dia kemudian menggali terusan sampai ke ujung Kebon Sirih (sekarang jadi got besar sepanjang Tanah Abang Timur/ Jl Abdul Muis), bersambung ke Kali Krukut. Kanal yang digali Phoa Bing Ham berguna sekali untuk memperlancar angkutan hasil hutan dan mempercepat perkembangan kota ke selatan. Terbukti setelah kanal dibangun, rumah-rumah mulai banyak berdiri. 

Berkat karya Phoa Bing Ham inilah, Justinus Vinks anggota Dewan Hindia Belanda kaya raya. Dia membangun Pasar Tanah Abang. Petinggi VOC ini memiliki tanah bejibun di Batavia, sekaligus membangun dua buah pasar. Pasar Tanah Abang diresmikan bersamaan dengan saudara kembarnya Pasar Senen, 30 Agustus 1735. Sebelumnya Pasar Senen dinamakan Pasar Weltevreden, nama sebuah kawasan tempat warga Belanda hijrah dari kota tua (Pasar Ikan).

Untuk memperlancar arus transportasi sungai yang sangat vital kala itu, Vinks membangun terusan (kanal) ke arah timur dengan memotong Kali krukut, yang kini juga sudah berubah fungsi menjadi got besar di sepanjang Jl Kebon Sirih Raya. Sisanya, di Prapatan dan Kwitang, kini menjadi taman. Kala itu, di sepanjang kanal dijumpai perahu dan rakit hilir mudik membawa barang dagangan. Perahu-perahu itu harus berhati-hati agar tidak menabrak masyarakat yang tengah mandi, mencuci, dan bunag hajat di kiri-kanannya.

Sebelum Phoa Bing Ham membangun jaringan trasportasi sungai (1648), 20 tahun sebelumnya (1628), tempat ini dijadikan salah satu basis pasukan Mataram ketika hendak menyerbu ke Batavia (Pasar Ikan). Konon, nama Tanah Abang berasal dari sebutan laskar Mataram. Karena tanah tempat mereka menghimpun kekuatan itu warnanya merah, merekapun menyebut 'tanah abang'. Abang dalam bahasa Jawa berarti merah. Maka sejak itu, kawasan ini disebut Tanah Abang.

Ketika laskar Mataram menjadikannya sebagai salah satu basisnya, kala itu Tanah Abang masih merupakan daerah perbukitan. Makanya kini kita kenal daerah Tanah Abang Bukit.

Pada awalnya, pasar yang dibangun oleh Justinus Vinks bentuknya sangat sederhana, hanya beratap rumbia dan berdinding gedek (anyaman bambu). Sampai awal 1970-an kesederhanaannya masih tampak. Dahulu, di depan pasar ini terdapat toko-toko milik Tionghoa dengna arsitektur Cina. Sementara para pedagang Betawi banyak berjualan sate kambing, sop, gulai dan nasi uduk. Di tempat parkir sekarang ini, dulunya terdapat tukang kue putuyang kesohor di seluruh Jakarta. Karena di Tanah Abang banyak terdapat pemakaman, para peziarah sering membeli bunga yang banyak terdapat di depan pasar sekarang ini.

Melihat perkembangannya yang demikian pesat, Pemprov DKI Jakarta beberapa tahun lalu pernah merencanakan untuk menjadikan daerah sekitar pasar Tanah Abang yang luasnya 40 hektare menjadi kawasan perdagangan dan perniagaan. Sekalipun rencana itu belum kesampean, kenyataannya saat ini perdagangan di Tanah Abang lebih besar dari rencana itu. Jangkauan dan aktivitas perdagangan sudah mencapai dua hingga tiga km dari pusat pasar.

Rata-rata didatangi pembeli 10 ribu tiap hari, dengan omzet Rp 10 miliar sehari, beberapa kawasan di dekat pasar Tanah Abang sudah berubah fungsi menjadi hutan beton dan kaca. Kampung etnis Betawi di Tanah Abang Bukit kini sudah menjadi pertokoan, bank, mal, dan entah apa lagi namanya. Sebagai dampak perkembangan, pasar Tanah Abang tiap hari kini juga didatangi pembeli mancanegara.

Pasarpu telah meluas ke kawasan Kampung Bali dan Kebon Kacang. Banyak rumah di kedua kelurahan ini menjadi gudang, kantor ekspedisi, dan berbagai kegiatan bisnis. Bahkan, masjid Al-Makmur --sekitar 300 meter dari pasar --seolah-olah terpencil karena di kelilingi tempat jual-beli. Tidak heran kalau harga kios di pasar Tanah Abang temahal di tanah air. Menurut keterangan, sewa per m persegi nya mencapai Rp 100 juta.

Kawasan Jatipetamburan yang terletak di bagian barat Tanah Abang kini ada yang menjulukinya sebagai 'kampung negro'.  Karena banyaknya bersliweran oarang-orang dari Afrika. Ada di antara mereka yang kawin dengan penduduk setempat da mempunyai anak. Sekalipun warga kulit hitam ada yang terlibat dalam transaksi narkoba, tapi keberadaannya cukup positif. Karena mereka ikut mengatrol peningkatan ekspor tekstil kita ke mancanegara, terutama Eropa dan Afrika.

Beberapa gedung di sini sudah disulap pula menjadi hitel yang penghuninya adalah orang-orang Afrika. Mereka juga membuka ratusan kios di sepanjang jalan Jtipetamburan, setidaknya 50 kamar di bagian bawah berubah jadi show room yang selalu dipadati pengunjung berbagai tempat. Warga Afrika ini juga mendirikan dua restoran yang menyediakan juga menu sesuai dengan seleranya.

Kalau saja Justinus Vinks bisa dikembalikan dari liang kuburnya, pasti ia mnjadi takjub melihat pasar sederhana yang dibangunnya hampir tiga abad lalu kini berkembang demikian pesat. Mungkin ia turut berduka cita, akibat musibah kebakaran, dan akibat kelalaian para pengelolanya.



Republika

Dorothy Law Nolte


ANAK BELAJAR DARI BAGAIMANA MEREKA HIDUP
Dorothy Law Nolte

Jika anak hidup dengan kritik, 
ia belajar untuk mengutuk.

Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, 
ia belajar untuk melawan.

Jika anak dibesarkan dengan ketakutan, 
ia belajar gelisah.

Jika anak dibesarkan dengan rasa iba, 
ia belajar menyesali diri.

Jika seorang anak dibesarkan dengan cemoohan, 
ia belajar menjadi pemalu.

Jika anak hidup dengan kecemburuan, 
ia belajar untuk merasa iri hati.

Jika anak dibesarkan dengan rasa malu, 
ia belajar merasa bersalah.

Jika anak dibesarkan dengan dorongan, 
ia belajar untuk percaya diri.

Jika anak dibesarkan dengan toleransi, 
ia belajar bersabar.

Jika anak dibesarkan dengan pujian, 
ia belajar untuk menjadi apresiatif.

Jika anak dibesarkan dengan penerimaan, 
ia belajar untuk mencintai.

Jika anak hidup dengan persetujuan, 
ia belajar menyukai dirinya sendiri.

Jika anak hidup dengan pengakuan, 
ia belajar bahwa itu baik untuk memiliki tujuan.

Jika anak dibesarkan dengan rasa berbagi, 
ia belajar tentang kemurahan hati.

Jika anak dibesarkan dengan kejujuran dan keadilan, 
ia belajar apa kebenaran dan keadilan.

Jika seorang anak hidup dengan keamanan, 
ia belajar untuk memiliki iman dalam dirinya dan orang-orang tentang dia.

Jika anak hidup dengan keramahan, 
ia belajar bahwa dunia adalah tempat yang bagus di mana untuk hidup.

Jika Anda tinggal dengan ketenangan, 
anak Anda akan hidup dengan ketenangan pikiran.

Dengan apa hidup anak Anda?


CHILDREN LEARN WHAT THEY LIVE
Dorothy Law Nolte

If a child lives with criticism,
he learns to condemn.
If a child lives with hostility,
he learns to fight.
If a child lives with fear,
he learns to be apprehensive.
If a child lives with pity,
he learns to feel sorry for himself.
If a child lives with ridicule,
he learns to be shy.
If a child lives with jealousy,
he learns what envy is.
If a child lives with shame,
he learns to feel guilty.
If a child lives with encouragement,
he learns to be confident.
If a child lives with tolerance,
he learns to be patient.
If a child lives with praise,
he learns to be appreciative.
If a child lives with acceptance,
he learns to love.
If a child lives with approval,
he learns to like himself.
If a child lives with recognition,
he learns that it is good to have a goal.
If a child lives with sharing,
he learns about generosity.
If a child lives with honesty and fairness,
he learns what truth and justice are.
If a child lives with security,
he learns to have faith in himself and in those about him.
If a child lives with friendliness,
he learns that the world is a nice place in which to live.
If you live with serenity,
your child will live with peace of mind.

With what is your child living?





Sumber: Canfield, J. & Wells, HC (1.976). 

Selasa, 19 Maret 2013

Bioskop Tempo Doeloe Pria dan Wanita Dipisah


Industri film Indonesia sudah dimulai menjelang berakhirnya abad ke-19. Waktu itu film-film masih diputar di bioskop keliling. Baru pada 5 Desember 1900 berdiri sebuah bioskop permanen di jalan Tanah Abang Barat. Lokasinya sekarang di gedung Permorin, dekat Taman Prasasti dan kantor wali kota Jakarta Pusat. Tapi bagi suami istri, nonton bioskop bersama di Betawi tempo doeloe bisa berabe. Yang pasti mereka harus rela duduk berpisah. Mungkin karena pertimbangan moral saat itu. Pemisahnya berupa lorong yang membelah sepanjang tengah-tengah bangsal dari depan dan belakang.

Akibatnya, seringkali ketika bioskop bubar suami istri harus saling mencari, sambil berteriak-teriak. Tidak jarang pula mereka terpaksa pulang sendiri-sendiri karena tidak bisa bertemu. Akibatnya, setelah pulang dari bioskop, di rumah bukannya tambah mesra, justru bertengkar dan saling salah menyalahkan. Pertunjukan kala itu hanya berlangsung malam hari.

Tapi pembatasan tempat duduk itu tidak sampai berlangsung lama. Makin lama masyarakat tidak lagi menggubris aturan pemisahan tempat duduk dalam bioskop. Rupanya pengelola bioskop pun kemudian tidak lagi mengetatkan peraturan itu. Mereka membiarkan saja suami istri duduk berdampingan.

Dulu orang nonton bioskop lebih santai dibanding sekarang. Pengunjung tidak dilarang masuk meski hanya pakai sandal  atau bahkan telanjang kaki. Ada juga yang untuk keren-kerenan mengenakan pakaian lengkap, sekalipun waktu itu belum dikenal alat pendingin ruangan. Ada juga yang memakai piyama. Mereka mungkin tidak tahu bahwa piyama adalah pakaian tidur.

Pengunjung bioskop juga tidak dibatasi usianya. Tidak heran banyak anak-anak ikut menonton, juga bayi yang masih dalam gendongan. Waktu itu hal yang biasa kalau ada ibu-ibu yang menyusui bayinya di bioskop. Yang merepotkan kalau bayinya menangis. Hal itu bisa sangay mengganggu penonton lain. Tapi tangisan bayi itu, setidak-tidaknya bisa memecahkan kesunyian. Karena selama satu jam pertunjukkan, tidak terdengar sedikitpun suara. Yang diputar waktu itu memang film-film bisu. Di Amerika sendiri film-film bersuara baru diproduksi pada tahun 1927. Dua tahun kemudian, film bersuara berdatangan ke Indonesia.

Menurut SM Ardan, dari Cinematek Indonesia, sampai tahun 1934 bioskop-bioskop di Jakarta masih didominasi film-film bisu. Kenapa sampai begitu lama? Penyebabnya, tidak semua bioskop bisa membeli peralatan film bersuara yang serba mahal. Mereka juga harus mengganti proyektornya. Persis seperti televisi berwarna yang baru beberapa tahun kemudian bisa dinikmati di Indonesia. Kemudian orang Betawi menyebut film bisu, dengan film gagu. Bintang filmnya yang paling kesohor waktu itu Charlie Chaplin.

Tio Tek Hong, seorang penulis waktu itu menceritakan bahwa bioskop pertama di Indonesia dirintis Tuan Talbot. di bangsal berdinding gedek dan beratap seng di Gambir (Lapangan Monas). Tempatnya tidak menetap, tapi dibawa keliling ke kota-kota lain. Baru kemudian pada tahun 1900 didirikan bioskop permanen di gedung Permorin itu. Dulunya adalah tempat pacuan kuda. Pendirinya Schwarz, seorang Belanda.

Bioskop pertama ini belum memutar film-film cerita, tapi dokumenter. Dan yang pertama diputar di Jakarta film dokumenter tentang Ratu Belanda Wihelmina. Karena tidak ada kaset seperti sekarang, setiap pertunjukan akan dimulai, diiringi musik yang dimainkan beberapa pemusik. Kemudian diperdengarkan lagu kebangsaan Belanda, Wihelmus.

Tapi lagu kebangsaan Belanda itu tidak begitu diacuhkan, terbenam oleh sorak-sorai penonton. Baru kemudian, di bioskop-bioskop kelas utama tiap lagu kebangsaan Belanda diperdengarkan, kemudian muncul gambar Ratu Wihelmina para penonton berdiri. Tentu saja, hal ini dipelopori orang-orang Belanda, tulis Tio Tek Hong. 

Seorang Belanda lainnya, des Collonne pada awal abad ke-20 mengusahakan bioskop lainnya Deca Park di depan Istana Merdeka. Tio Tek Hong sendiri kemudian bersama beberapa kawannya mendirikan Elite Bioskop di Pintu Air (depan Masjid Istiqlal), yang setelah dijual kepada Belanda kemudian menjadi Capitol.

Bioskop ini hanya diperuntukkan bagi masyarakat Belanda. Terlarang bagi pribumi, kecuali mereka yang keturunan bangsawan. Harga tiketnya jauh lebih mahal. Tapi sekalipun seseorang bisa membayar jangan harap bisa menonton di sini. Karena hanya dibolehkan untuk mereka yang memiliki status sosial yang tinggi. Diskriminasi semacam ini juga dilakukan di kereta api, trem dan sejumlah tempat hiburan. Baru setelah Jepang datang, peraturan seperti ini dihilangkan.

Setelah berakhirnya era Charlie Chaplin, film-film western (cowboy) yang digemari, khususnya di bioskop-bioskop rakyat yang penontonnya kelas menengah ke bawah. Maklum waktu itu belum ada teks bahasa Indonesia seperti sekarang. Sedangkan film-film drama umumnya diputar di bioskop-bioskop kelas atas. Ketika itu nilai prestise bioskop ditentukan berdasar lokasinya. Film Indonesia, yang mulai diproduksi pada tahun 1930-an belum bisa diputar di bioskop-bioskop tersebut.

Tidak seperti sekarang, harga karcis di bioskop-bioskop bervariasi, berdasar kelas. Waktu itu ada beberapa kelas seperti kelas balco, loge, stalles, dan kelas I. Ada juga bisokop yang membagi stratanya menjadi kelas I, II dan III. Pembagian kelas ini ditentukan oleh lokasi tempat duduk. Maki jauh tempat duduk dari layar harga karcis makin mahal.

Karena adanya pembagian kelas, maka di bioskop-bioskop rakyat ada yang disebut kelas kambing. Sebenarnya kelas ini adalah kelas III yang tempat duduknya paling depan layar. Di kelas ini, penonton yang umumnya dari golongan bawah, biasanya berulah paling ramai. Mereka akan bersiut-siutan, sorak-sorai, tepuk tangan, dan kadang-kadang juga menggebrak bangku saat jagoan Tom Mix atau Gene Autry bintang cowboy idola ketika itu, berlaga melawan para bandit. Seiring itu sering terdengar orang berjualan makanan di dalam bioskop. "Kacang-garing, pala manis, telor asin," teriak para pedagang.


Republika
Protected by Copyscape Online Plagiarism Tool
Protected by Copyscape Online Plagiarism Toolion-contents>