Senin, 13 Agustus 2012

Doa dan Takdir

Di  dalam islam, mempercayai takdir adalah salah satu rukun iman, "percaya kepada Qada dan Qadar", yaitu percaya kepada takdir baik dan buruk. Tidak diragukan lagi bahwa hidup ini adalah takdir, semua yang dijalani merupakan takdir pun pilihan-pilihan terpilih dalam hidup itu sendiri juga berada dalam lingkaran takdir.



Doa dan Takdir

Sebagian muslim berkeyakinan bahwa hal-hal yang telah ditentukan Tuhan pasti terlaksana. Lalu, untuk apa berdoa? Keyakinan ini terbentuk karena mereka telah dikondisikan oleh informasi yang menyesatkan. Pandangan seperti itu benar-benar keliru.

Takdir itu pasti

Sebenarnya Rasulullah Saw. telah mempertegas kenyataan ini dalam penjelasannya yang mudah dipahami oleh orang awam sekalipun. Masalah paling penting untuk dipahami adalah cara kerja takdir. Sabda Rasulullah, "Hanya doa yang dapat mengubah takdir. Hanya perbuatan baik yang dapat memperpanjang usia. Tidak diragukan lagi seseorang akan mmengalami kesulitan dalam rezeki karena dosa yang ia lakukan."
"Hanya doa yang dapat mengubah takdir. Perbuatan baik dapat memperpanjang usia. Usaha tidak dapt mencegah takdir, sementara doa digunakan untuk menghadapi segala musibah yang telah atau belum terjadi. Ketika musibah melanda, doa siap menghaapinya, dan keduanya terus bertarung hingga akhir zaman."

Di satu sisi dikatakan bahwa takdir telah tertulis di atas lembaran keabadian (Lauh Mahfuz), dan tidak akan berubah. Di sisi lain dinyatakan bahwa doa akan mencegah takdir. Bagaimana kita menggabungkan kedua hal ini dan menarik kesimpulannya?

Kita harus tahu bahwa takdir manusia telah ditentukan sejak awal, sebagaimana makhluk-makhluk yang lain. Namun, doa berada dalam kerangka takdir itu. Jika engkau memanjatkan doa, engkau dapat mencegah kecelakaan yang telah ditentukan bakal terjadi pada dirimu. Tetapi, hal itu hanya terjadi jika takdir memungkinkanmu melakukannya. Jadi, hanya bila takdir memungkinkannya, engkau bisa berdoa dan mencegah kecelakaan yang akan terjadi.

Jika engkau dimudahkan untuk memanjatkan doa dalam takdirmu, engkau akan memanjatkannya sebelum musibah datang dan engkau akan terlindung dari keburukannya. Oleh karena itu, engkau tidak dapat menentang takdir dengan kewaspadaanmu. Tetapi, jika takdirmu menentukan bahwa engkau akan bersikap waspada maka engkau akan bersikap demikian dan terhindar dari bahaya.

Khalifah Umar memberikan peringatan yang sangat penting terkait dengan persoalan ini. Dia memberi contoh dengan peristiwa yang dialaminya sendiri. Dalam perjalanannya ke Damaskus bersama pasukannya, khalifah Umar menerima kabar bahwa wabah mematikan melanda kota yang akan ia tuju. Kemudian ia memerintahkan pasukannya untuk berbalik arah. Setelah keputusan itu dibuat, pihak-pihak yang tidak bisa memahami konsep takdir di luar formalisme verbalnya terkejut dan bertanya,"Wahai Umar, apakah engkau melarikan diri dari takdir Allah?" Jawaban yang diberikan Umar sebagai orang yang telah memahami cara kerja takdir menjadi pelajaran bagi kita, "Aku lari dari takdir Allah menuju takdir-Nya yang lain." Jawaban ini merupakan kunci dari konsep takdir.

Takdir bersifat absolut

Semua orang akan menerima konsekwensi dari apa yang telah ia perbuat. Mari kita renungkan ayat berikut: Manusia tidak akan memperoleh selain yang telah ia usahakan (Al-Najm:39)

Itu sebabnya kita harus berbuat semaksimal mungkin. Jika engkau mampu berdoa, lakukanlah! Jika engkau punya kesempatan untuk berdoa lagi, segera lakukan! Jika engkau memiliki peluang untuk dilindungi, manfaatkanlah peluang itu secepatnya. Lakukan apa pun yang bisa mengubah nasibmu yang belum kau ketahui kepastiannya. Apa yang akan terjadi telah ditentukan dalam takdirmu. Namun, dengan melakukan semua itu, setidaknya engkau merasa lega (secara psikologis) karna telah melakukan yang  terbaik.

Ketahuilah, apa yang bisa kau lakukan adalah sesuatu yang telah dimungkinkan dalam takdirmu. Engaku pasti akan menerima akibat dari apa yang diperbuat. Itulah mengapa dikatakan bahwa doa dapat mengubah takdir. Artinya, perubahan takdir tergantung pada doa. Apapun bencana yang akan atau tidak akan menimpamu, bergantung pada doamu. Jadi, selama engkau memanjatkan doa, engkau akan terselamatkan dari takdir buruk atau kecelakaan yang tidak kau inginkan. Selain itu, apa yang kau harapkan bisa terwujud sebagai akibat dari doamu.

Rasulullah Saw. menjelaskan bahwa ungkapan  "seandainay" (berandai-andai) adalah perillaku setan. Mengapa demikian? Mengapa kiata diperintahkan agar tidak beranadi-andai? Kita perlu memahami maknanya dengan cermat. Kita harus tahu bahwa doa adalah komponen penting dalam sistem kerja takdir. Jika engkau dapat berdoa, lakukanlah sebanyak-banyaknya. Engkau akan memperoleh manfaat yang amat besar, bahkan lebih besar dari yang dapat kau hitung selama hidup di dunia ini.

Sejatinya Allah menjadikan doa sebagai prasyarat sejumlah kapasitas mental yang akan Dia bukakan dari dalam diri hamba-Nya, dan menempatkan doa sebagai alasan bagi bagi banyak hal yang telah Dia tetapkan. Itulah sebabnya doa menjadi senjata orang beriman. Doa adalah anugerah terbaik yang memungkinkan semua hal baik dalam takdir menghampirimu. Orang-orang yang memperoleh rahmat terbesar adalah mereka yang mengamalkan doa sebanyak dan seefektif mungkin.

Di sisi lain, seseorang ynag tidak mampu memahami takdir dengan benar akan berhenti berdoa. Akibatnya, segala bentuk kekurangan dan penderiataan akan menghampirinya. Sabda Rasulullah,

"Pintu-pintu rahmat terbuka lebar bagi siapa saja yang pintu doa telah dibukakan baginya. Dan tidak ada harapan yang lebih indah daripada mengharap kesejahteraan dari Allah."

"Doa sangat membantu dalam menghadapi musibah, baik langsung maupun tidak. Wahai hamba Allah, berpegang teguhlah pada doa."



  
 Sumber: The Amazing Power of Doa, Zaman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Drop the text here and
Do not copy without permission by Arza-mee'

Protected by Copyscape Online Plagiarism Tool
Protected by Copyscape Online Plagiarism Toolion-contents>