Tampilkan postingan dengan label edu-world. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label edu-world. Tampilkan semua postingan

Kamis, 04 Juni 2020

Meronce Tema Tanaman

Di ke-TK-an ada yang namanya pengayaan. 1 kegiatan tergabung dari beberapa  kemampuan. Dan itu biasa dipraktekkan oleh teman-teman guru di TK. Misalnya tema Tanaman. Tanaman itu mencakup banyak hal seperti bagian-bagian dari tanaman (Batang, Akar, Ranting, Daun, Bunga dan Buah). Atau bisa juga jenis-jenis tanaman dan banyak lagi yang bisa di kembangkan dari tema tanaman tersebut.





Salah satu contoh sederhana yang saya lakukan di sekolah yaitu kegiatan meronce buah dengan kertas lipat dan piring plastik. Di kegiatan ini anak dapat melakukan 2 kemampuan sekaligus, kognitif dan motorik halus. Kognitifnya kemampuan mengenal pola ABCD-ABCD yaitu mengurutkan buah jeruk-nanas-Strowberi-daun (agar memudahkan anak untuk menempel bentuk buah dan daun  ukurannya bisa diperbesar). Untuk motorik halus kemampuannya menempel kertas lipat berbentuk buah yang sudah dibuat oleh guru sebelumnya.

Alhamdulillah kegiatan sederhana seperti ini, in syaa Allah mampu merangsang kemampuan kognitif sekaligus motorik halus anak.

Semoga bermanfaat


by Arza-mee'


Pemula belajar Canva

Alhamdulillah, baru melek aplikasi Canva karena keadaan. Kondisi Covid sekarang guru mesti melek teknologi ya termasuk aplikasi yang satu ini. Ga boleh kalah sama anak-anak. Batita aja sekarang udah canggih scrol gedget (Heran sama naluri anak untuk satu ini, tanpa diajarin mereka sudah bisa dengan sendirinya) Di praktekin dan lama-lama ketagihan. Sangking senengnya punya mainan baru ga terasa DRAKOR kesayangan lewat.



Ga bagus juga, tapi tetap senang dengan hasilnya, karena ga perlu kuliah lagi kalo hanya buat yang seperti ini hahah. 

Ya Sudahlah, di coba aja aplikasinya ya..


Yang pasti Keerreen...

Selamat bereksplorasi

https://canva.id.uptodown.com/android

Jumat, 31 Januari 2014

Nancy Alliot, Sang Guru Sejati

Masih ingatkah anda dengan kisah Thomas Alfa Edison, ilmuwan terkemuka dunia yang di-drop out dari sekolah pada tiga bulan pertama masa pembelajarannya di sekolah dasar?

Para orangtua tercinta, yang jadi pertanyaan menarik buat kita adalah bagaimana sang ibunda Thomas bisa mencetak anaknya menjadi seorang ilmuwan yang luar biasa dengan lebih dari 1000 temuan yang dipatenkan.

Sayangnya, tidak banyak tercatat dalam sejarah tentang riwayat ibu yang luar biasa ini dalam membimbing anaknya hingga dewasa. Akan tetapi, yang jelas Thomas berhasil tumbuh menjadi orang yang penuh percaya diri dan pekerja keras yang penuh cinta kasih. Dia bukanlah seorang psikolog apalagi pakar pendidikan. Nancy hanyalah seorang ibu rumah tangga biasa, seperti kebanyakan ibu-ibu pada zamannya, bahkan konon dia juga sseorang single parent.

Nancy adalah seorang ibu yang selalu memotivasi anaknya. Dia selalu mendorong Thomas untuk melakukan apa saja yang disukainya. Setiap kali Thomas mengalami kesulitan, ibunya selalu berkata "Thomas kamu anak hebat, Nak. kamu pasti bisa menemukan jawabannya! Mommy percaya itu, Nak!"

Setiap kali Thomas berhasil menemukan jawaban dari masalahnya, Nancy selalu dengan antusias menanggapi cerita anaknya. Dia selalu berapi-api menanyakan bagaimana sampai akhirnya Thomas berhasil menemukan jawabannya. Nancy juga selalu memeluk Thomas manakala dia berhasil melakukan sesuatu sambil mengucapkan, "Kamu memang anak kebanggaan mommy, Nak.'

Suatu ketika Thomas sedang mempelajari campuran-campuran kimia yang dibuatnya dan dia tidak tahu nama bahan-bahannya. Lalu, dia bertanya kepada mommy nya, dengan jujur Nancy berkata, "Thomas sayang, Mommy tahu siapa orang yang bisa menjelaskan semua ini kepada kamu." Diajaklah Thomas kecil bertemu seorang ahli kimia di kotanya.

Begitulah kejadian serupa terjadi berulang-ulang. Ibunya Thomas selalu jujur mengatakan keterbatasannya, tetapi dia selalu memberi jalan keluar bagi anaknya. Termasuk ketika pertanyaan Thomas tidak bisa dijawab oleh siapapun, Nancy sibuk mengantarkan Thomas mencari buku/referensi yang bisa menjelaskan seluruh keingintahuan anaknya.

Sayangnya, setelah berusaha selama berbulan-bulan, buku yang dicari tak juga ditemukan. Namun, Nancy tidak pernah patah semangat, melainkan justru membakar anaknya dengan kata-kata yang begitu menginspirasi, "Thomas anakku sayang, kita telah buktikan bahwa tak seorangpun bisa menjawab semua ini dan tak satu buku pun pernah ditulis orang tentang hal ini. Thomas sayang, kamu tahu apa artinya? Ya...itu artinya kamulah yang diminta Tuhan untuk menemukannya bagi orang lain. Ayo Nak! Kamu coba dan coba terus, Mommy yakin satu saat kamu pasti berhasil!" Thomas begitu terinspirasi oleh setiap ucapan ibunya. Cara-cara mendidik inilah yang telah membuat Thomas menjadi manusia luar biasa.

Coba bayangkan, suatu ketika Thomas berhasil menemukan lampu pijar, setelah dengan susah payah melakukan percobaan hingga 999 kali. Kabar ini terdengar oleh surat kabar setempat dan besoknya muncul di halaman depan denga judul, "Thomas Alfa Edison, akhirnya berhasil membuat lampu pijar yang tahan selama berhari-hari setelah dia mengalami 999 kali kegagalan menemukan logam yang cocok digunakan untuk lampu pijarnya".

Thomas kaget luar biasa membaca headline berita itu. Segera saja dia datangi kantor redaksinya dan melayangkan protes atas pemberitaannya yang tidak tepat. Bukan main kagetnya sang redaktur. Di mana letak kesalahan berita itu? Esok paginya, pada surat kabar yang sama keluarlah ralat yang berbunyi "Thomas Alfa Edison, akhirnya berhasil membuat lampu pijar yang tahan berhari-hari setelah dia berhasil menemukan 999 logam yang tidak cocok digunakan untuk lampu pijarnya."

Apakah anda dapat menangkap perbedaannya?




sumber: Ayah Edy Punya Cerita

Senin, 27 Januari 2014

Si Ayah Edy

Tidak di sangka, hari ini mendapat rezki tak diduga. Buku yang diharap-harap, akhirnya jadi milik. Buku 'Ayah Edy Punya Cerita'.Sejujurnya, sewaktu ditawarin oleh wali murid, ada sedikit rasa malu plus seneng. Malunya, kenapa aku yang guru sama sekali belum kenal ayah Edy, dan dapat referensi dari seorang wali murid yang baik hati dan tidak sombong yang sudah keduluan mengenal ayah edy. Senengnya, ya sudah pasti selain karena gratisan plus bukunya yang kereen.

Lagian siapa siiiih ayah Edy? kenapa perlu tahu? mang penting gitu?!

Dibilang penting, yaa memang penting. Penting buat para orangtua dan para pendidik sebagai bahan belajar bagaimana cara mendidik anak dengan BENAR dan baik tentunya. Dan beliau adalah seorang praktisi pendidikan anak  yang aktif menjadi pembicara di berbagai seminar parenting, serta nara sumber tetap di majalah, radio dan televisi. Melalui gerakan Indonesia strong from home yang digagasnya, ia berbagi pengalaman dan mengajak para orangtua dan guru untuk merencanakan masa depan anak yang lebih tepat serta membangun Indonesia yang kuat berawal dari keluarga. Begitu profil di buku yang ku baca (",)

Menurutnya pendidikan harus di mulai dari rumah sendiri, dari hal-hal kecil dan dimulai saat ini juga. Tentunya di mulai dari orangtua, guru dan sisanya lingkungan.

Kembali kepada seorang pengamat pendidikan dari Amerika yang mengingatkan tentang terjadinya pergeseran budaya pada anak atau pada generasi muda. Hal ini tidak boleh dianggap enteng karena tanda-tanda ini bisa menjadi petunjuk awal kehancuran suatu bangsa. Terdapat sepuluh tanda gejala kemunduran dan kehancuran suatu bangsa yang disampaikan oleh Thomas Lickona.


  1. Meningkatnya perilaku kekerasan di kalangan remaja dan masyarakat.
  2. Penggunaan bahasa yang kasar, kotor, dan ejekan.
  3. Pengaruh teman dan lingkungan melebihi pengaruh keluarga.
  4. Meningkatnya penyalahgunaan obat terlarang dan perilaku seks bebas.
  5. Lenyapnya nilai moral dan kebenaran dalam kehidupan masyarakat.
  6. Menurunnya rasa kebangsaan dan cinta tanah air.
  7. Rendahnya rasa hormat anak kepada orangtua dan para guru.
  8. Meningkatnya tayangan-tayangan media massa yang merusak mental anak.
  9. Kecurangan (korupsi dan manipulasi) terjadi dimana-mana.
  10. Meningkatnya kecurigaan dan kebencian di antara sesama warga negara.

Thomas Lickona juga menyampaikan bahwa dari sistem pendidikanlah semua bermuara. 

Oleh karena itu beliau sangat menekankan pentingnya membenahi sistem dan cara mendidik anak-anak kita di rumah dan di sekolah.

Lalu model dan metode pengajaran seperti apa yang harus diterapkan oleh orangtua dan guru. Bagaimana cara mengatasi masalah pada anak. Dan topik segar lainnya, yang semuanya dipaparkan dengan apik dan unik sesuai dengan kondisi terkini.

Bagi para orangtua dan guru, buku ini boleh dijadikan bacaan wajib bukan hanya sebagai bacaan melainkan juga sebagai sumber ilmu yang up to date. 

:) 


Jumat, 10 Januari 2014

Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum Anak Usia Dini

Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum Anak Usia Dini sebagai berikut :

1. Prinsip relevansi
Kurikulum anak TK harus relevan dengan kebutuhan dan perkembangan anak secara individual.

2. Prinsip adaptasi
Kurikulum anak TK harus memperhatikan dan mengadaptasi perubahan ilmu, teknologi dan seni yang berkembang di masyarakat
.
3. Prinsip kontuniutas
Kurikulum harus disusun secara berkelanjutan  antara satu tahap perkembangan ke tahap perkembangan
berikutnya.

4. Prinsip fleksibilitas
Kurikulum anak TK harus dapat dipahami, dipergunakan dan dikembangkansecara luwes sesuai dengan
keunikan, kebutuhan anak dan kondisi dimana pendidikan itu berlangsung

5. Prinsip kepraktisan dan akspebilitas
Kurikulum untuk anak TK harus dapat memberikan kemudahan bagi praktisi dan masyarakat dalam
melaksanakan pendidikan pada anak usia dini

6. Prinsip kelayakan
Kurikulum harus menunjukkan kelayakan dan keberpihakan pada anak. contoh : anak jangan dipaksa
belajar calistung sementara mereka belum siap

7. Prinsip akuntabilitas
Kurikulum yang dikembangkan harus dapat dipertanggungjawabkan pada masyarakat sebagai pengguna jasa
  
 

Kamis, 09 Januari 2014

Program Teacher Training

Program penataan guru (Teacher Training Program) adalah salah satu program beasiswa pemerintah Jepang (Monbukagakusho) yang dirancang khusus bagi para guru untuk meningkatkan kualitas pengajaran sesuai dengan bidangnya. Mereka akan diberikan pelatihan dalam cara mengajar, pembuatan rencana belajar-mengajar yang lebih efektif dan menarik minat siswa dan hal-hal lain yang dapat meningkatkan kualitas dan kemampuan para guru.  Program ini adalah program non-gelar dan lamanya adalah 1 tahun 6 bulan (termasuk 6 bulan belajar bahasa Jepang) dari oktober 2014.

Untuk keterangan lebih lanjut, silahkan brows di website kedutaan Jepang di Jakarta
http://www.id.emb-japan.go.jp/sch.html


Jumat, 27 September 2013

Lipatan Origami' Sederhana



'Cute Dog'



Berbagai Sumber

Mr Badut II


Melukis dengan Lilin

Persiapkan Alat-alat

1. Kertas HVS bergambar (Gambar bebas, contoh balon)
2. Krayon
3. Korek Api
4. Lilin

Caranya:

1. Warnai gambar balon (warna-warni)

2. Setelah selesai dengan warna dasar warna warni, di warnai kembali warna hitam.

3. Gunting gambar balon yang telah di warnai.

4. Terakhir teteskan lilin yang telah menyala secara acak agar membentuk polkadot

5. Setelah itu, copot semua tetesan lilin yang telah mengering.

Lukisan bentuk balon ini bisa di kreasikan menjadi balon 3 dimensi dengan membuat cetakan balon untuk sisi satunya dari kertas lain seperti kertas manila. Lem bagian pinggirnya (Bisa dengan double-tape). Lalu masukkan koran ke dalamnya. Terakhir hias dengan pita di bagian bawahnya.



Selamat mencoba!!



Arza-Mee' dan Berbagai sumber



Mr Badut

Bahan-bahan :


  1. Kardus susu bekas
  2. Kertas kado bekas
  3. Kertas Asturo
  4. Gunting 
  5. Spidol 
  6. Lem/ doubletape
  7. koran bekas 

Cara Membuatnya :

  1. Buat Pola baju badut  (kertas kado) depan belakang, setelah selesai direkatkan dengan doubletape dan disisakan lubang untuk memasukkan koran bekas didalamnya untuk membentuk efek gendut
  2. Buat wajah (kardus susu)
  3. Buat rambut, sepatu , jari, mulut dan hidung (asturo hitam/ bebas)
  4. Lalu tempel bagian  kepala, jari, sepatu, mulut, hidung dan rambut

Good luck


Si Yellow Sponge Bob



Bahan-bahan :

  • Kardus susu bekas 
  • Lem
  • Spidol
  • Karton Asturo
  • Gunting

Cara Membuatnya :

  1. Gunting Asturo warna  sesuai dengan contoh sponge bob masing-masing buat 2 untuk sisi berbeda (depan belakang)
  2. Potongan-potongan kertas yang sudah digunting di lem dan di satukan hingga mirip sepertiaslinya
  3. Gunakan kardus bekas sebagai badannya
  4. Diberi tali agar mudah digantung / Direkatkan dengan solatip 



Dorothy Law Nolte


ANAK BELAJAR DARI BAGAIMANA MEREKA HIDUP
Dorothy Law Nolte

Jika anak hidup dengan kritik, 
ia belajar untuk mengutuk.

Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, 
ia belajar untuk melawan.

Jika anak dibesarkan dengan ketakutan, 
ia belajar gelisah.

Jika anak dibesarkan dengan rasa iba, 
ia belajar menyesali diri.

Jika seorang anak dibesarkan dengan cemoohan, 
ia belajar menjadi pemalu.

Jika anak hidup dengan kecemburuan, 
ia belajar untuk merasa iri hati.

Jika anak dibesarkan dengan rasa malu, 
ia belajar merasa bersalah.

Jika anak dibesarkan dengan dorongan, 
ia belajar untuk percaya diri.

Jika anak dibesarkan dengan toleransi, 
ia belajar bersabar.

Jika anak dibesarkan dengan pujian, 
ia belajar untuk menjadi apresiatif.

Jika anak dibesarkan dengan penerimaan, 
ia belajar untuk mencintai.

Jika anak hidup dengan persetujuan, 
ia belajar menyukai dirinya sendiri.

Jika anak hidup dengan pengakuan, 
ia belajar bahwa itu baik untuk memiliki tujuan.

Jika anak dibesarkan dengan rasa berbagi, 
ia belajar tentang kemurahan hati.

Jika anak dibesarkan dengan kejujuran dan keadilan, 
ia belajar apa kebenaran dan keadilan.

Jika seorang anak hidup dengan keamanan, 
ia belajar untuk memiliki iman dalam dirinya dan orang-orang tentang dia.

Jika anak hidup dengan keramahan, 
ia belajar bahwa dunia adalah tempat yang bagus di mana untuk hidup.

Jika Anda tinggal dengan ketenangan, 
anak Anda akan hidup dengan ketenangan pikiran.

Dengan apa hidup anak Anda?


CHILDREN LEARN WHAT THEY LIVE
Dorothy Law Nolte

If a child lives with criticism,
he learns to condemn.
If a child lives with hostility,
he learns to fight.
If a child lives with fear,
he learns to be apprehensive.
If a child lives with pity,
he learns to feel sorry for himself.
If a child lives with ridicule,
he learns to be shy.
If a child lives with jealousy,
he learns what envy is.
If a child lives with shame,
he learns to feel guilty.
If a child lives with encouragement,
he learns to be confident.
If a child lives with tolerance,
he learns to be patient.
If a child lives with praise,
he learns to be appreciative.
If a child lives with acceptance,
he learns to love.
If a child lives with approval,
he learns to like himself.
If a child lives with recognition,
he learns that it is good to have a goal.
If a child lives with sharing,
he learns about generosity.
If a child lives with honesty and fairness,
he learns what truth and justice are.
If a child lives with security,
he learns to have faith in himself and in those about him.
If a child lives with friendliness,
he learns that the world is a nice place in which to live.
If you live with serenity,
your child will live with peace of mind.

With what is your child living?





Sumber: Canfield, J. & Wells, HC (1.976). 

Senin, 13 Agustus 2012

Rencana Kegiatan Harian (RKH)

Contoh RKH
Sentra Sains

Tema/Sub tema : Tanaman/Apel
Sentra :Sains
Guru : ...
Judul Kegiatan : 1. Klasifikasi Buah Apel
                         2. Pencampuran Warna
                         3. Membuat Sop Buah
Hari/Tanggal : ...
Jumlah Siswa : ...
Durasi : ...menit
Usia Siswa : 5-6 Tahun
Pra Pengalaman  : Anak sudah pernah mengenal apel
                            Anak sudah pernah mengenal warna
                            Anak sudah pernah mengenal macam-macam buah
Tujuan
Pembelajaran :     Kegiatan 1
                         - Anak dapat mengklasifikasi buah apel sewarna
                           Kegiatan 2
                         - Anak dapat mencampur warna merah dan kuning,
                           merah dan hijau, hijau dan kuning
                           Kegiatan 3
                         - Anak dapat membuat sop buah
Bahan/Materi dan
Persiapan yang
dilakukan             :   Bercakap-cakap buah apel
                             - Buah Apel
                             - Gambar Apel
                               Kegiatan 1. Klasifikasi
                             - Buah Apel
                               Kegiatan 2. Pencampuran Warna
                             - Cat warna
                             - Gelas
                             - Sendok
                             - Air
                               Kegiatan 3. Sop Buah
                             - Air
                             - Gelas/ Mangkok
                             - Sendok
                             - Susu/Sirup
                             - Gula
                             - Apel
                             - Anggur
                             - Blewah
                             - Buah Naga
Pembukaan (...menit) :
  1. Berbaris
  2. Guru mengajak anak melakukan gerak dan lagu "Membuat Lingkaran"
  3. Guru memberikan salam dan mengajak anak berdoa
  4. Guru menyiapkan semua materi untuk pembelajaran hari ini di sentra sains
 Kegiatan Inti (...menit) :
  1. Guru bercakap-cakap tentang "Apel". Guru bertanya apel itu buah atau sayuran?Apa warna apel? Apa rasa apel? Apa manfaat apel? Siapa yang senang makan apel? dll
  2. Guru menjelaskan dan mengajak anak bereksplorasi dengan media yang ada
  3. Guru menyampaikan kegiatan hari ini dengan mengklasifikasi apel berdasarkan warna/sewarna, pencampuran warna, dan  pembuatan sop buah
  4. Guru menjelaskan dan mendemonstrasikan kegiatan 1, kegiatan 2, dan kegiatan 3
     Langkah-langkah kegiatan
  1. Klasifikasi apel - Anak mengambil apel sewarna dan dipisahkan menurut warna sejenis
  2. Pencampuran warna - Anak mengambil cat air dan mencampurnya di dalam gelas dengan sendok
  3. Sop buah - Anak mengambil gula dan air, lalu diaduk di dalam gelas/mangkok. Anak memasukkan buah-buahan dan terakhir dimasukkan sirup/susu
  4. Guru menyampaikan aturan dalam melakukan kegiatan 1 klasifikasi apel, kegiatan 2 pencampuran warna, dan kegiatan 3 sop buah. 
  5. Sebelum memulai kegiatan anak membuka password kegiatan dengan melompat di apel berwarna merah
  6. Anak dapat mengklasifikasi apel berdasarkan warna sejenis, mencampur warna,    dan membuat sop buah.

 Penutup (...menit)
  1. Kegiatan penutup, anak menyebutkan kegiatan apa saja yang dilakukan hari ini.
  2. Guru bertanya tentang pengalaman anak selama kegiatan berlangsung.
  3. Guru mengajak anak untuk mencoba pengalaman tersebut di rumah seperti mewarnai gambar apel dari hasil pencampuran warna dan membuat sop buah
  4. Doa, Salam, Pulang


                              


Rencana Kegiatan Mingguan (RKM)

Contoh RKM

Tema/Sub Tema     : Tanaman/Buah Apel                                                    
Kelompok             : B
Semester/Minggu   : I/I

Sentra Matematika
  • Mengelompokkan benda sesuai warna
  • Mengurutkan benda dari yang besar sampai yang kecil
  • Menyebut bilangan 1-5
  • Menyebut bentuk geometri
  • Menyusun kepingan puzzle apel
  • Menyebut besar kecil
  • Menyebut  jumlah sama dan tidak sama
  • Menyebut hasil penjumlahan
  • Membedakan berat benda
  • Menghubungkan konsep dengan lambang bilangan



 Sentra Sains
  • Perubahan warna dengan garam dan udara
  • Membuat teh manis apel
  • Membuat sate buah
  • Membuat jus apel
  • Tekstur kasar dan  halus
  • Pencampuran warna
  • Membuat sop buah
  • Percobaan terapung dan tenggelam
  • Membuat sate buah
  • Klasifikasi buah
  • Mencoba macam-macam rasa apel


 Sentra Bahasa
  • Menyusun huruf
  • Menyebutkan kata yang berawalan huruf A
  • Bercakap-cakap tentang buah apel
  • Menulis kata apel
  • Bermain kartu kata
  • Menghubungkan gambar dengan simbol
  • Menyanyi apel
  • Melengkapi huruf menjadi kata
  • Menyusun gambar seri
  • Menceritakan gambar yang dibuat sendiri

Minggu, 12 Agustus 2012

Teknik Penilaian

Penilaian di Taman Kanak-kanak dilaksanakan berdasarkan gambaran atau deskripsi pertumbuhan dan perkembangan, serta unjuk kerja peserta didik yang diperoleh dengan menggunakan berbagai teknik penilaian. Dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari, penggunaan berbagai teknik penilaian ini terintegrasi dengan kegiatan pembelajaran itu sendiri, sehingga guru tidak harus menggunakan instrumen khusus. Untuk anak-anak yang menunjukkan perkembangan dan prilaku yang khas, dan memerlukan penanganan secara khusus diperlukan instrumen yang khusus pula seperti disajikan dalam lampiran pedoman. Beberapa teknik penilaian yang dapat dilakukan di Taman Kanak-kanak, diantaranya :

1. Observasi
Observasi merupakan pengamatan yang dilakukan secara langsung dan alamiah untuk mendapatkan data dan informasi tentang perkembangan anak dalam berbagai situasi dan kegiatan yang dilakukan. Agar observasi lebih terarah, guru dapat menggunakan instrumen observasi, baik yang dikembangkan oleh guru sendiri maupun menggunakan instrumen yang sudah tersedia, dengan tetap mengacu pada indikator pencapaian perkembangan anak.

2. Catatan anekdot
Catatan anekdot pada dasarnya merupakan bagian dari teknik observasi. Catatan anekdot lebih memfokuskan pada catatan tentang sikap dan perilaku anak yang terjadi secara khusus atau peristiwa yang terjadi secara insidental/tiba-tiba.

3. Percakapan
Percakapan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang pengetahuan atau penalaran anak mengenai sesuatu hal.

4. Penugasan
Penugasan merupakan cara penilaian berupa pemberian tugas yang harus dikerjakan peserta didik dalam waktu tertentu baik secara perorangan mupun kelompok. Misalnya : melakukan percobaan denagna menananm cabe, tomat, dan kacang-kacangan, membuat berbagai bentuk dengan bahan dasar plastisin, tanah liat, adonan (playdough) dan jenis penugasan lainnya.

5. Unjuk kerja (performance)
Unjuk kerja merupakan penilaian yang menuntut peserta didik untuk melakukan tugas dalam perbuatan yang dapat diamati, misalnya praktek menyanyi, olahraga, menari, dan bentuk praktek lainnya.

6. Hasil karya

Hasil karya adalah hasil kerja peserta didik setelah melakukan suatu kegiatan dapat berupa pekerjaan tangan atau karya seni. Hasil karya anak dapat  dipajangkan dalam bentuk mandiri atau bentuk pameran karya anak yang disajikan secara bersama-sama.


PLPG LPMP DKI

       PLPG selesai sudah hari ini. Selain otak dan fisik yang lelah, banyak ilmu yang didapat selama mengikuti kegiatan PLGP di LPMP DKI yang dilaksanakan sejak tanggal 3 Agustus sampai tanggal 11 Agustus 2012. Kegiatan di mulai dari jam 7.00 - 5.10 WIB. Hari pertama, kedua dan ketiga , membahas tentang "Profesi Guru, "Perkembangan Anak", "Pembelajaran Matematika", "Pembelajaran Sains", "Pembelajaran Bahasa" , peserta mendengarkan kuliah yang disampaikan para instruktur plus tanya jawab jika ada yang perlu di jelaskan dan disampaikan .Hari berikutnya dilanjutkan dengan membahas "Peng. Studi Sosial", "Peng. Motorik", "Model Pembelajaran" dan "PTK" selama dua hari. Hari kelima, para peserta sudah mulai mencari judul dan mengerjakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Selain PTK, peserta juga mengerjakan RKH, RKM, Assesmen yang sudah harus dikumpulkan hari berikutnya sebagai persiapan sekaligus membuat media untuk pembelajaran dan menghias kelas dimana Peer Teaching berlangsung. Peer Teaching sendiri dilakukan selama dua hari di hari ke tujuh dan delapan. Dan hari terakhir, ujian UKA (Uji Kompetensi) tahap dua. 

     Setiap  instruktur memiliki perbedaan cara menjelaskan dan menyampaikan mengenai kegiatan-kegiatan yang harus di kerjakan oleh para peserta PLPG, meskipun tetap pada tujuan yang sama. Diantara kegiatan-kegiatan di atas, membuat PTK, RKH, dan RKM yang paling menguras tenaga dan pikiran. Sebab, harus dikerjakan dalam satu hari. Itu artinya, banyak pekerjaan yang harus dilakukan tepat waktu, mengingat waktu yang terbatas yang harus disesuaikan dengan jadwal.  

     Dan alhamdulillah, semua itu terlewati dengan baik. Namun begitu masih harus menunggu pengumuman hasil UKA tahap dua. Semoga, semuanya sesuai seperti apa yang diharapkan dengan hasil yang memuaskan, amin. Untuk itu, penulis ingin memberikan sedikit ilmu dari kegiatan selama PLPG, yaitu susunan cara penulisan PTK untuk TK. Ilmu ini di dapat langsung dari salah satu pakar kurikulum Universitas Negeri Jakarta, bapak H. Nurdin beserta Para Instruktur lain yang begitu memberikan pencerahan. Sebagai ungkapan rasa terima kasih penulis kepada para instruktur PLPG LPMP DKI rayon 109, tentunya penulis bisa berbagi disini untuk teman-teman guru yang nantinya akan mengikuti PLPG tahapan selanjutnya. Semoga bermanfaat.


Langkah-langkah pembuatan PTK:    


Judul

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah
B.  Rumusan Masalah
C.  Tujuan Penelitian
D.  Manfaat Penelitian     
        1. Secara Teoritis
        2. Secara Praktis

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.  Deskripsi Teori
        1. Hakekat...? (Variabel 1)
            a.  Pengertian
            b.  Jenis-Jenis
            c.  Faktor-faktor yang mempengaruhi
        2. Hakekat...? (Variabel 2)
            a.  Pengertian
            b.  ...dsb
B.  Penelitian Relevan
C.  Kerangka Berfikir
D.  Hipotesis Tindakan

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.  Setting Penelitian
        1. Tempat Penelitian
        2. Waktu Penelitian     
B.  Metodologi Penelitian
C.  Siklus Penelitian
        1. Perencanaan
        2. Aksi/Tindakan
        3. Observasi
        4. Refleksi
D.  Kriteria keberhasilan
E.  Instrumen Penelitian
F.   Analisis Data
G.   Kolaborasi
H.  Jadwal Penelitian


           







Kamis, 19 April 2012

Ikan Cantik (The beautiful fish)




Kali ini aku akan membagi-bagikan ikan sebagai hasil karyaBahan

  1. Karton asturo
  2. Kertas Krep
  3. Lem 
  4. Spidol permanent    
  5. Gunting        
  6. Tali
  7. Pembolong kertas                             
  Cara buat
  1. Karton asturo di bentuk ikan dan ekor
  2. Badan ikan di beri lem dan di tempel kertas krep yang sebelumnya di diremas mengecil
  3. Beri mata dan mulut
  4. Lubangi bagian sirip atas
  5. Diberi tali agar mudah digantung
ok, mudah kan cara buatnya :)












Arza_mee' and  Berbagai sumber                       

Selasa, 03 April 2012

UKA

Alhamdulillah ujian sertifikasi awal (UKA) sudah terlihat hasilnya. namun masih harus berjuang lagi untuk PLPG. semoga semua lancar. Selamat untuk teman-teman yang namanya berhasil masuk di deretan nama-nama peserta yang lulus UKA. congrats and keep fighting!!!

Senin, 20 Februari 2012

doughnut oh donat..yummy!


Alat-alat
  • Gunting
  • Pembolong kertas
  • Kuas
  • Solatip
Bahan-bahan
  • Cat asturo ( warna bebas)
  • Kertas asturo (warna warni lebih indah)
  • Koran bekas
  • Kertas manila (warna silver)
  • Hvs 
Toping donat
Kertas asturo warna warni (dibentuk lingkaran-lingkaran kecil dengan pembolong kertas)



Cara membuatnya, inbox aja yaa :)



Burung Hantu Imut (cute Owl)


Bahan-bahan
  1. Bulu kemoceng (untuk bulu-bulu di badan dan bagian kepala)
  2. Kertas HVS (untuk wajah)
  3. Piring kertas (sayap dan kaki)
  4. Karton asturo (mulut dan mata)
  5. Gulungan tissue (badan)
  6. Kertas krep (bulu-bulu disekitar wajah)
Alat-alat
  1. Gunting 
  2. Lem 
  3. Double tape
  4. Spidol permanen
Cara membuatnya
Bagian kepala
  1. Kertas hvs di gunting membentuk wajah burung hantu ( kaca mata)
  2. Kertas krep digunting membentuk rumbai dan di tempel di sekeliling wajah/hvs yang sudahdigunting sebelumnya
  3. Membentuk mata  dan mulut dengan kertas asturo dan di tempel 
  4. Tempel bulu-bulu kemoceng di bagian atas kepala (lihat gambar)
Bagian sayap
  1. Piring kertas digunting menjadi dua bagian sayap
  2. Dilem dan disatukan hanya pada bagian ujung(bekas guntingan berada pada bagian bawah)
Bagian badan
  1. Gulungan tissue diberi lem semua bagian
  2. Tempel bulu-bulu kemoceng di sekeliling badan (bagian batang dari bulu kemoceng di tempel di bagian atas, bagian ujung bulu dibiarkan di bagian bawah). Lihat gambar
Bagian  kaki
  1. Dan di gunting menjadi dua kaki berbentuk segitiga kecil  (ujung lancip nya di lipat agar memudahkan untuk menempel di bagian dalam gulungan tisue)
  2. Di lem dan tempel bagian lipatan ujungnya di bagian dalam gulungan tissue (lihat gambar) 



selamat berkreasi =)




    Minggu, 19 Februari 2012

    Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak usia dini

    Faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian digolongkan menjadi dua kelompok, antara lain:
    A Faktor-faktor pada anak
    1. Faktor-faktor yang mempengaruhi dan membentuk kepribadiannya adalah sebagai berikut :
    Keadaan fisik anak, keadaan fisiologis, ketangkasan motorik, keadaan mental dan emosionalitas seseorang mempengaruhi sifat-sifat dan tingkah lakunya. Pola kepribadiannya pada setiap tahap perkembangan dipengaruhi oleh berbagi aspek konstitusi umum. Sebagai seorang individu dengan konstitusi tubuhnya ia mempengaruhi orang lain. Sebaliknya orang lain juga mempengaruhi dirinya, yaitu ketika terlihat reaksinya bila ia menyadari pandangan orang lain terhadap dirinya. Seorang anak yang menderita kelainan jantung, keadaan fisiknya mungkin lemah. Keadaan konstitusi badan yabg kurang menguntungkan perkembangan fisik, mengakibatkan orangtua dan orang lain di sekitarnya penuh perhatian. Sikap penuh perhatian ini menyebabkan anak menguasai orangtua dan orang lain.


    2. Struktur tubuh dan keadaan fisik
    Seorang anak yang kuat  dan sehat lebih beruntung dibandingkan dengan anak yang kecil dan "ringkih", ia dapat lebih banyak mengikuti aktifitas-aktifitas sesuai dengan tahap perkembangannya. Kegiatn-kegiatan tersebut memberikan pengalaman baginya yang merupakan modal dasar bagi perkembangannya.
    Seorang anak yang terlalu kurus, terlalu gemuk, terlalu tinggi atau terlalu pendek tubuhnya, oleh teman-teman yang mempunyai struktur tubuh yang normal, kurang lebih sama dan merata, dianggap sebagai penyimpangan. Merka yang struktur badannya lebih atau kurang dari temannya, akan menjadi obyek gangguan dan cemoohan teman-teman, hal yang mana mempengaruhi pembentukan sikap dan kepribadiannya. Keadaan fisik anak juga mempengaruhi sikap orangtua terhadap anak. Sikap dan harapan orangtua mengenai anaknya turut pula berpengaruh. Seorang anak yang fisiknya berkembang dengan baik, diharapkan sanggup bertingkah laku dengan cara yang lebih matang daripada semestinya. Anak yang kecil dan mungil akan sangat dilindungi oleh seorang ibu yang cemas dan bersemangat. Ibu tersebut akan menolak memberi kebebasan kepada anaknya dalam kegiatan yang mungkin diperbolehkan bagi anak-anak yang lebih besar tubuhnya. Bahkan sering pula anak setelah mencapai ukuran normal, masih diperlakukan dengan perhatian penuh perlindungan dan pembatasan aktifitas, karena ibunya masih terpengaruh oleh kenangan akan masa kecilnya si anak dan "keringkihannya" pada masa itu.
    Beberapa sikap yang terbentuk pada masa kanak-kanak, akan menetap terus walaupun sudah tidak alasan untuk mempertahankan sikap-sikap tersebut : cacat tubuh, misalnya : bentuk tubuh, kesulitan pendengaran, alergi, konstitusi yang lemah, bisanya mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan terhdap kecenderungan anak. Akhirnya anak akan memperlihatkan cara bertingkah laku yang tidak diinginkan, misalnya terlalu agresif, cepat marah, emosi yang berlebih-lebihan atau malu.
    Sikap teman-teman terhadap dirinya dan penyimpangan fisiknya, akan mempengaruhi sejauh mana anak akan memperlihatkan sifat-sifat yang timbul sebagai reaksi terhadap cacat tersebut.

    3. Koordinasi Motorik
    Biasanya anak senang ikut dalam kegiatan yang meliputi kekuatan dan koordinasi motorik, dan ingin menonjol pada aktifitas itu. Ia akan dikagumi bila dapat melebihi teman-temannya dalam suatu kegiatan tertentu. Apabila prestasinya terlalu tinggi melewati teman-teman, ia akan menjadi obyek kedengkian teman-temannya yang sebaya. Dengan prestasi yang jauh melebihi teman sebaya, ia mungkin memasuki kelompok teman yang lebih tua dan terpaksa bersaing dengan teman-teman yang lebih tua, yang tidak dapat menerima kekurangannya pada aspek-aspek lain. Karena ia ditolak baik oleh sekelompok yang sebaya maupun yang lebih tua, maka ia akan berusaha menindas anak yang lebih muda, yang tidak berani menolak karena takut. Anak yang lebih lemah dari rata-rata dan yang koordinasi motoriknya juga kurang dari rata-rata, akan bersifat mal, takut atau mengalami frustasi. Hal ini sering kita temukan pada anak-anak yang tidak diperbolehkan ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang umum bagi usiaya, karena orangtuanya jika anaknya akan mengalami kekecewaan.

    4. Kemampuan mental dan bakat khusus
    Seorang yang waspada dapat menyesuaikan diri lebih mudah kepada lingkungan dan pada aturan sosial dibandingkan dengan mereka yang lamban. Seorang anak yang pandai, pada umur yang muda sudah dapat mengenal hubungan antara dirinya dan benda-benda di lingkungannya. Sesuai dengan cara bagaimana anak sejak kecil dianjurkan untuk mengadakan penyesuaian yang tepat, yang seimbang dengan masa kematangan dan tuntutan yang dihadapinya.(to be cont)


    Pendidikan dan latihan profesi Guru
    Univ. Makassar
    Protected by Copyscape Online Plagiarism Tool
    Protected by Copyscape Online Plagiarism Toolion-contents>